Evolusi teknik bedah secara konsisten mendatauong pengembangan instrumentasi khusus. Di ranah bedah invasif minimal (MIS) , kebutuhan akan ketangkasan, kontrol, dan presisi dalam ruang kerja terbatas adalah hal yang terpenting. Hal yang penting bagi keberhasilan prosedur laparoskopi tingkat lanjut, khususnya ketika perkiraan jaringan diperlukan, adalah pemegang jarum laparoskopi . Instrumen ini bukan sekadar versi panjang dari instrumen bedah terbuka; ini adalah alat yang dirancang dengan cermat untuk mengatasi tantangan unik dalam menjahit sayatan kecil.
Peran Penting dalam Penjahitan Laparoskopi
Menjahit rongga perut atau panggul menggunakan laparoskopi menimbulkan dua kesulitan besar: hilangnya patauos alami pergelangan tangan dan kebutuhan untuk melakukan operasi dengan instrumen yang dimasukkan melaluinya. trocar , yang bertindak sebagai titik tumpu. Itu pemegang jarum laparoskopi dirancang untuk mengatasi tantangan ini. Peran utamanya adalah untuk memegang dan memanipulasi jarum bedah untuk melewati jaringan, lalu mengambil dan mengamankan bahan jahitan.
Fitur Desain untuk Kontrol yang Ditingkatkan
Desain yang efektif pemegang jarum laparoskopi menggabungkan beberapa fitur utama yang membedakannya:
- Mekanisme Penanganan: Pegangan sering kali menggunakan a jari manis desainnya, mirip dengan instrumen bedah tradisional, tetapi banyak model canggih yang memiliki fitur a pegangan pistol or sejalan desain. Dua cara terakhir sering kali memberikan keselarasan ergonomis yang lebih baik dan memungkinkan ahli bedah memberikan tekanan yang tepat dan terkontrol. SEBUAH mekanisme ratchet merupakan standar di banyak pemegang untuk mengunci rahang pada jarum, namun mekanisme non-ratcheted atau “self-retaining” juga populer untuk meningkatkan umpan balik sentuhan.
- Panjang dan Diameter Poros: Biasanya panjangnya berkisar antara 30 hingga 45 cm dan diameter 5 mm atau 10 mm, poros harus cukup kaku untuk menyalurkan gaya tetapi cukup ramping untuk melewati trocar tanpa gesekan yang berlebihan.
- Rahang dan Sisipan: Rahang adalah komponen yang paling penting. Biasanya dilapisi dengan sisipan tungsten karbida atau fitur gerigi untuk memaksimalkan gesekan dan mencegah jarum yang halus dan melengkung tergelincir. Bentuk rahang—lurus, melengkung, atau terspesialisasi (misalnya, berbentuk S or berbentuk C )—menentukan kegunaan instrumen di berbagai lokasi anatomi dan dengan teknik penjahitan yang berbeda.
Jenis dan Teknik
Pilihan a pemegang jarum laparoskopi seringkali bergantung pada jenis penjahitan yang dilakukan: pekerjaan terputus, berjalan, atau pekerjaan jaringan dalam khusus.
- Pemegang Jarum Manual (Standar): Ini adalah tindakan yang paling umum dan meniru tindakan pemegang bedah terbuka. Mereka sepenuhnya bergantung pada gerakan tangan ahli bedah untuk rotasi dan pengikatan simpul.
- Pemegang Jarum Putar: Ini termasuk roda eksternal atau mekanisme pada pegangan yang memungkinkan ahli bedah memutar rahang di situ (di dalam bodi), memberikan kontrol 360 derajat atas orientasi jarum tanpa memutar seluruh poros. Ini sangat berharga untuk sudut penjahitan yang rumit.
- Pemegang Jarum Artikulasi: Ditemukan dalam bedah robotik dan beberapa instrumen genggam canggih, alat ini menawarkan tingkat kebebasan yang lebih besar, sering kali memberikan tujuh derajat gerakan, meniru pergelangan tangan manusia, yang secara dramatis meningkatkan presisi dan efisiensi selama pengikatan simpul intracorporeal.
Pemeliharaan dan Praktik Terbaik
Mengingat tingginya tekanan yang diberikan pada rahang dan sifat kritis dari fungsinya, pemeliharaan pemegang jarum laparoskopi sangat penting. Pembersihan, sterilisasi, dan pemeriksaan rutin terhadap keausan pada sisipan tungsten karbida memastikan kekuatan genggaman yang optimal. Dudukan yang tumpul atau rusak dapat menyebabkan jarum terjatuh, waktu prosedur yang lama, dan peningkatan risiko pada pasien.
Kesimpulannya, pemegang jarum laparoskopi adalah contoh utama inovasi bedah yang didorong oleh permintaan akan prosedur yang tidak terlalu invasif. Rekayasa presisinya diterjemahkan langsung ke dalam kemampuan ahli bedah untuk melakukan perbaikan jaringan kompleks dan anastomosis dengan kontrol dan kemanjuran yang diperlukan, sehingga meningkatkan hasil pasien dalam berbagai disiplin ilmu bedah, mulai dari bedah umum hingga ginekologi dan urologi.








